Selamat datang pembaca
Selamat membaca cerita retche
Selamat membaca cerita retche
AKU, KAMU, DAN DEPRESIKU
Akhirnya saya kembali menulis lagi.
Ada yg tau soal depresi diri? Yaps, sakit yg sering terjadi dikalangan dewasa & remaja.
Tapi yg akan aku ceritakan ini bukan soal depresi saja. Melainkan aku, kamu dan depresiku.
Beberapa saat minggu terakhir ini hingga beberapa bulan terakhir, banyak sekali masalah yg datang bertubi tubi.
Bukan aku merasa aku sendiri yg mempunyai masalah, bukan. Tapi aku hanya menceritakan beberapa part2 yg menyebabkan aku depresi hingga saat ini.
Sebagai seorang mahasiswa, tugas2 dikampus sudah menjadi kewajiban bagi aku untuk dikerjakan. Belum lagi mendesain orderan baju yg banyak agar banyak peminat.
2pekerjaan itu saja sudah sangat membuatku sangat capek dan lelah untuk berfikir. Ditmbah lagi masalah internal, yaitu aku, kamu, dan keluargaku.
Teruntuk kamu, kamu memang amat sangat penting untuku saat ini, banyak hal yg aku ceritakan padamu dan aku gak tau kamu paham atau engga dengan ceritaku. Karna kamu selalu menganggab aku ini "wanita aneh".
Tapi apalah daya beberapa minggu dan bulan terakhir aku hanya meluapkan emosiku lewat setetes air, yg mungkin kamu benci melihat & mendengarnya. Aku pun juga sudah lelah dengan tetesan air ini.
Teruntuk kamu, aku telah habis cara untuk bicara. Aku bingung harus bicara dengan media apa selain menulis di tulisanku.
Aku memang bukan siapa2 saat ini, tak ada sedikitpun hak ku untuk mengaturmu dalam hal ini itu. Tapi kita pernah berkomitmen untuk saling menghargai perasaan. Agar kita baik2 saja dan tak ada yg terluka.
Aku memang melankolis sekali, semua masalahku kujadikan tulisan.
Dan kamu, kamu harus tahu aku disini juga bersusah payah. Aku sering bukan bilang kalimat itu. Bersusah payah menjaga perasaanmu, menjauhi banyak org dan menjaga jarak. Tapi mengapa sebaliknya?
Komitmen yg kita buat nampaknya sudah mulai pudar, tidak lagi sling memikirkan perasaan. Aku tau, aku jauh dan kamu sudah bosan.
Teruntuk kamu, aku lemah skrng. Mau mu apa? Kita bicarakan baik2 jangan begini.
Jujur saja, yg membuat aku keluar masuk rumah sakit karna ini. Aku depresi banyak sekali masalah ku.
Ternyata aku yg bodoh, aku terlalu memikirkanmu padahal kau tak perduli terhadap ku. Aku yg salah.
Dan ini, teruntuk keluargaku.
Ma, pak, dek. Aku sendiri, kalian jangan sering menghakimi aku, aku memang seorang pengangguran. Tapi apapun aku kerjakan dengan ikhlas dan sabar.
Tolong jangan hakimi aku lagi, sudah bnyak masalah2ku dari lingkup internal & eksternal. Aku memang sering berdiam tanpa banyak cerita ke kalian. Karna aku tahu, aku hanya menyusahkan kalian.
Tapi aku mohon, tolong doakan aku agar aku bisa lebih sabar lagi dalam menghadapi kalian semua dgn berbagai cobaan.
Aku depresi, aku bingung, aku gak tau harus ngomong dan mengaduh sama siapa lagi. Sama kamu? Kamu skrng udah jauh kita udah gak sejalan dan komitmen kita udah mulai hilang, jadi buat apa lagi?
Sama keluarga? Ketemu ajah palingan malem saat pulang kuliah.
Aku hanya minta tolong sama kamu & keluarga ku. Jangan terlalu menghakimi aku itu saja.
Ku akhiri tulisan ini dengan trimaksih selamat membaca tulisan dan curahan hati AKU, KAMU, DAN DEPRESIKU.
Comments
Post a Comment